Namun, sosok mertua perempuan masa kini bukanlah seperti yang kita bayangkan seperti pada awal perjumpaan kita dengan mertua perempuan. Ternyata justru sosok mertua perempuan masa kini adalah bagian hidup kita yang akan memberikan inspiratif , teladan bahkan kebanggaan atas prestasinya membesarkan putra-putrinya yang berhasil secara karir tinggi, karakter kuat, iman yang teguh.
Saya sendiri sangat kagum dan angkat topi kepada mertua perempuan masa kini yang telah mengubah stigma saya menjadi positif. Ini bukan cerita fiksi, tetapi cerita yang benar-benar hidup.
Saya bersahabat karib. Sahabat saya bernama Karina. Kami bersahabat sejak sekolah dari SD hingga SMA. Kami berteman, bersahabat, hidup bertetangga . Kami berdua saling mengisi kekosongan. Saya seorang anak bungsu, karibku anak sulung. Mempunyai kesamaan dalam nilai hidup yang dianut, menghargai kepada orangtua . Curhat kami dari kehilangan hobbi karena pekerjaan, hingga film dan seterusnya. Namun, ketika kami sudah dewasa, menginjak ke dunia pernikahan. Kami tak saling berjumpa. Suatu kali kami sengaja ketemuan karena merasa kangen sekali.
Pada pertemuan kali ini, kami bicara tak henti-hentinya dari soal kehidupan hingga hal-hal A-Z. Dari hal-hal yang remeh, sampai ke soal mertua. Ketika menyinggung tentang mertua perempuan, mata teman saya langsung berbinar-binar. Kamu tahu ngga, aku ini seperti ketemu seorang sahabat baru saat aku punya mertua perempuan. “Loh gimana jadi sahabat baru?” tanyaku. Mertuaku itu selalu tampak tahu masalahku jika ada pertengkaran antara aku dengan suamiku. Dia tak pernah ikut campur sama sekali. Dia bahkan sering memberikan wejangan bahwa hidup itu kerikil tajam agar aku kuat. Setiap kali aku bisa lewati kerikil itu artinya aku akan naik kelas. Dia ngga pernah membela atau menyalahkan siapa pun ketika aku cerita tentang kejelekan suamiku. Dia dengan bijak memberitahukan bahwa semua orang punya kelemahan. Tiap kelemahan itu perlu didukung oleh mereka yang kuat. Wah, aku langsung menghargai pernyataannya. Ini dia , mertua perempuan masa kini yang punya wawasan luas dan enak diajak ngomong, diskusi”.
Hubungan dan relasi sahabatku dengan mertuanya demikian dekatnya. Bagaikan perangko dan lem. Mereka selalu mengisi apa yang diperlukan, dan dibutuhkan. Diberikan kehangatan tanpa meminta kembali. Itulah relasi dekat dan hangat yang dialami oleh temanku dengan mertua perempuannya.
Teladan dari mertua perempuan sahabatku ini merupakan teladan Kartini. Dia tak pernah membedakan siapa menantunya, menghargai setiap perempuan yang ikut jadi bagian hidupnya. Bahkan, dia memberikan dukungan atau support apabila diminta bantuan moril tanpa minta penghargaan.
Kartini masa kini hidup dengan wawasan yang luas dan tanpa perbedaan apa pun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar