SOLUSI BAGI MASALAH SISTIM CERNAKU

Apabila saya ingat beberapa tahun silam mengenai penyakit kronis dalam sistim pencernaanku, alangkah membingungkan  bagaimana dan mengapa kena hal itu dapat terjadi.

Beberapa tahun yang lalu, saat itu saya masih bekerja secara aktif di suatu perusahaan, tak ada waktu memikirkan untuk makan dengan pola makan yang sehat, serat yang jenuh untuk diri sendiri.

Setiap hari mengejar rutinas dari pagi hingga sore hari , mulai dari pekerjaan dan kehidupan yang penuh dengan aktivitas.  Pagi hari harus mempersiapkan makanan untuk anak, setelah anak pergi ke sekolah, mempersiapkan diri untuk secepatnya makan sarapan yang gampang dan cepat disantap, entah itu bubur, sereal atau roti. Setelah selesai sarapan, segera menunggu antar jemput “pool car” yang siap untuk menjemput saya untuk ke kantor.

Siang hari menjelang makan siang, selalu santap makan siang sekitar food court dan menu dari warung atau lapak yang tersedia sekitar dekat  kantor.  Tak peduli apakah itu sehat atau atau itu sesuai dengan pola serat tinggi.   Yang penting  makanan itu mengenyangkan dan kembali ke kantor dengan puas sudah makan sesuai dengan selera.

Suatu kali ketika saya pernah didiagnosa sakit  pra tipus.   Dokter menyarankan saya masuk ke Rumah Sakit .  Pada saat di rumah sakit, saya mendapat dua antibiotik dengan kadar tinggi 500 mg yang diminum secara bersamaan.  Hampir seminggu obat itu harus saya konsumsi.  Anehnya, ketika saya pulang dari rumah sakit, bukan kesembuhan yang saya dapatkan tetapi kebalikannya.  Ketika baru sehari di rumah, badan menggigil, dan keringat dingin mengalir. Akhirnya, saya kembali menemui seorang profesor ahli pencernaan makanan di suatu rumah sakit. Saya kembali tinggal di rumah sakit itu tanpa diberikan sebuah obat pun.  Ketika saya bertanya kepada dokter:  “Kenapa tidak ada obat?  Apa penyakit saya?”  Dokter hanya senyum simpul saja.  

Sejak saat itu dampak dari obat yang pernah saya konsumsi secara berlebihan itu  menggilas usus saya menjadi sensitif menimbulkan penyakit  diare yang  aneh.  Hampir tiap bulan sekali, terjadi diare yang terus menerus hampir dua atau tiga hari.   Mengeavaluasi makanan apa yang membuat saya diare. Pedas,kecut, santan. Saya coba hindari.  Ternyata usaha itu tak juga membuahkan hasil.

Beberapa ahli pencernaan, ahli gastrologist, ahli maag, menjadi langganan saya.   Selalu diberikan obat penahan diare dan antibiotik khusus usus.  Ternyata resep yang diberikan itu tak juga menyembuhkan diri saya. Usaha yang terakhir kali adalah kunjungan ke dokter ahli kanker usus.  Merasa aneh, dokternya minta saya endoscopy, maupun USG.    Hasil dari endoscopy maupun USG adalah bowel syndrome atau yang disebut.hemorrhoid.
Dokumen pribadi


Obat yang diberikan adalah probiotik, Lacto B dan Ekstrak Polisakarida.   Sebagai orang awam, saya tak tahu persis kenapa dokter ini justru memberikan obat-obatan ini untuk usus saya.   Jika bertanya kepada dokter apa penyakit saya, hanya dijawab secara singkat adalah usus anda sangat sensitif.   “

Terpaksa saya harus menyimpulkan tentang penyakit yang saya derita dengan menganalisa dari obat yang diberikan oleh dokter.   Saya mulai menyadari bahwa usus saya perlu diperhatikan dengan seksama terutama dalam pola makan .

Kehadiran dari pola makan secara sehat , yaitu makan buah-buahan dan sayur-sayuran  membantu usus saya . Fungsinya dari Serat Tidak Larut, membuat usus menjadi lebih “penuh”, dan kemudian terferementasi dalam usus besar.  Proses fermentasi ini memiliki efek sangat positif dalam memelihara harmoni ekologi dalam usus.
Saya teringat bahwa ternyata Lacto B dan Ekstrak Polisakaridata itu untuk mempertahankan bakteri atau patogen di dalam usus saya tetap seimbang . Kenetralan bakteri itu akan mengikuti perkembangan sistem cerna.  Saat bakteri probiotik dominan, maka kesehatan usus saya akan jauh lebih baik( bakteri patogen/jahat vs bakteri probitotik/baik).

Nach, untuk mempertimbangkan kenetralan sistim cerna, agar bakteri probiotik dominan, saya harus mengonsumsi serat tidak larut air.  . Disini serat yang tidak larut air difermentasi di usus besar akan menghasilkan asam lemak rantai pendek (propionat, butirat), asam, energi. Hasil fermentasi ini akan membuat jumlah probiotik meningkat, harmoni usus terjaga dan kesehatan secara general menjadi baik.

Sejak memperoleh  pengetahuan yang sangat bermanfaat ini, saya mulai sadar untuk mengubah pola makan saya.  Pola makan yang penuh serat serta tidak larut air.  Buah-buahan pun lebih sering saya konsumsi dari sebelumnya.  Demikian juga dengan sayuran, dipilih yang benar-benar mengandung serat tidak larut air seperti  kacang-kacangan, umbi dengan kulitnya, buah dengan kulitnya, sayuran warna hijau tua. Contoh nih makan apel beserta kulitnya, kulit apel adalah sumber serat tak larut. Jagung, gandum utuh dan beras juga mengandung serat tak larut air. Kubis, tomat, mentimun juga mengandung serat tak larut air. Mentimun lebih baik dimakan beserta kulitnya.

http://www.erykar.com/wp-content/uploads/2013/12/Buah-Sayuran.jpg


Saya mulai menghindari konsumsi makanan minim serta dan tinggi protein .  Lucunya ahli gizi justru sering memberikan kepada penderita penyakit diare (sering kali saya mendengar bahwa jika diare harus makan bubur yang lunak.  Padahal dalam bubur lunak, orang sering makan dengan cara yang tidak mengunyah sehingga enzyme amylase dalam air liur tidak mampu mencapai dan memprosesnya saat masuk lambung.  Beban bagi sistem cerna lanjutan, terutama  dari usus halus hingga besar.

Pelajaran penting dalam hidup ini adalah mendalami apa saja  organ-organ tubuh kita dengan seksama.  Jika memang itu disebabkan oleh karena pola makan yang tak sehat. Secepatnya  aplikasikan makan sehat dan food combining yang cocok dengan pola hidup sehat yang akan kita capai.

    Selamat mencobanya!

Tulisan ini diikut-sertakan dalam Lomba Blog Buku Food Combining:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Share
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...