Sebagai seorang ibu rumah tangga
yang telah hampir dua tahun pensiun, saya tak pernah berpikir untuk “Ngeblog”.
Usia dan gaptek menjadi kendala bagi saya untuk bisa ngeblog. Bahkan masih sangat minim pengetahuan ,etika,
dunia per blogan
Passiona
pertama yang saya geluti saat pensiun tiba adalah menulis. Menulis pun harus belajar banyak dari komunitas penulis termasuk diantaranya adalah Ibu-Ibu Doyan Menulis, Warung Blogger,
Menulis itu Gampang. Berbagai workshop online penulisan telah saya
ikuti. Saya merasa tertantang untuk bisa
menulis dengan baik. Jika hanya sekedar
menulis tentunya gampang. Tapi menulis dengan baik perlu belajar.
Sebagai
media belajar saya adalah blog. Blog pertama yang saya ciptakan sangat simple
sekali. Yang penting tulisan atau
konten di dalamnnya. Saya tak peduli
dengan design, komposisi, SEO , segala macam fungsi per blogan.
Berjalannya
waktu, dunia penulisan saya berkembang,
dari yang cerita inspiratif, parenting
menjadi penulisan yang mengikut sertakan dalam lomba-lomba. Bukan untuk mendapatkan hadiahnya tetapi
lebih kepada tertantang, apakah tulisan saya telah memenuhi syarat untuk
kriteria sang juri. Disini saya banyak belajar
tentang penulisan. Menulis untuk lomba
jauh lebih sulit dari tulisan yang bertemakan tertentu. Lomba mempunyai sesuatu misi dan
tujuan. Beberapa kali saya belum
menemukan trik dan tips dari mengikuti lomba. Sekedar ikut tanpa punya
strategi. Akhirnya , hanya sekedar
membuang waktu dan melatih penulisan saja.
Sedikit demi sedikit, saya mulai menggali potensi saya untuk dapat
melihat dengan jeli tujuan dan misi dari
lomba serta apa yang diinginkan oleh panitia/juri lomba dari penulisan . Paling tidak saya telah membidik satu lomba
karena jurinya kebetulan teman yang jago dalam penulisan. Secara terus terang saya menanyakan
kepadanya isi tulisan apa yang
diinginkannya. Dijawabnya dengan
singkat, tetapi saya dapat memahami apa yang diminta dalam tulisan itu. Penulisan pun jauh lebih mudah ketika inti
dari apa yang diminta telah diketahui.
Sebuah perjalanan ngeblog makin panjang, ketika gaya
tulisan, cara penulisan sudah dipelajaran, timbul pertanyaan “Kenapa kok blog
saya tidak keren seperti peserta penulis yang lain?” Wah, perlu pembelajaran
bagaimana mempercantik blog saya supaya keren.
Tapi dari mana? Sepertinya buntu.
Belajar sendiri, dari google, dari teman komunitas ternyata tidak efektif. Hanya sedikit sekali yang menambah cantik
blog. Suatu kali, seseorang teman
facebook memberikan nama,Digital Momie sebagai tempat pembelajaran online untuk
mempercantik blog. Wah, rasanya senang
bukan main.
Setelah
membayar , saya jadi member. Mendapatkan
password, dapat akses ke web dari Digital Mommie, saya tiap hari rajin jadi
murid mengikuti tutorial online.
Hambatan yang paling sulit bagi saya, adalah jika harus belajar soal
kode-kode html, berbagai tehnik untuk
art, nach ini sampai tiga hari saya harus terus berlatih. Teman yang lain hanya
perlu waktu l/2 jam untuk praktek, saya perlu waktu 3 hari. Hasilnya pun tak memuaskan. Blog saya masih
jauh dari harapan. Tak mengapa, saya
masih terus berlatih terus sampai hari ini.
Setiap kali ada waktu, saya terus buat blog baru dan update blog saya
yang lama.
Buah
hasilnya memang belum jelas. Tapi kepuasaan hati untuk dapat mempercantik blog
menjadi tujuan saya.