Take me back into the amrs
I love
Need me like you did
Before touch me
Once again
Remember where there was no one that I believe
Nada dan alunan suara penyanyi Celine Delon dari DVD itu menimbulkan rasa rindu yang sangat. Tiga puluh Delapan Tahun yang lalu di Semarang, seorang teman,telah membuat detak jantungku sangat berdegup dan mata, jantung, hatiku tak pernah lepas dari kerinduanku untuk selalu bertemu.
Namun, keindahan dan kerinduan itu hanyalah tinggal bayang-bayang saja. Kepercayaan kepada teman priaku harus kandas. Kegagahan, kesopanan, kekaguman itu sirna . Hampir tak dipercayainya apa yang dilihatnya. Janji untuk setiap kali pulang bila liburan kuliah pulang, serta surat-surat (kala itu belum ada internet maupun hp), ternyata hanya seindah janji saja. Keindahan cinta yang sangat menyakitkan, menjeratkan hatiku.
Begitu singkat perjumpaan itu. Kandas ditengah jalan, hanya sebuah surat cinta yang terus kupeluk. Sebuah perjalanan hidup yang membuatnya bersinar. Hidupku yang begitu sangat bersemangat karena cinta pertama, sirna. Hanya tinggal sebuah surat cinta yang tak pernah hilang dari hidupnya.
Kemarin tinggal kenangan sekarang adalah kenyataan. Itulah yang kuhadapi. Tak perlu mengharapkan kembalinya seorang karena dia sudah menjadi milik orang lain. Kebahagiaan sejenak telah terenggut. Semangat hidupku bangkit karena ibuku yang mendorong untuk hidup tanpa cinta pertama. Carilah cinta sejati dan temukan kebahagiaan hidup.
Move on, bangkit untuk sesuatu yang lebih berharga daripada cinta pertama.
Tulisan ini diikut-sertakan dalam “"My First Love Giveaway" Aprint Story”
Read More
RASAKAN SUKA DAN DUKA IKUT BERGABUNG DENGAN KEB
Tak ada sesuatu yang tak
kebetulan di dunia ini. Semuanya memang “diatur” oleh Allah.
Percaya tau tidak. Aku memang mengakuinya bahwa hidup ini tak pernah
kebetulan.
Saat aku sedang galau dalam masa transisi
setelah pensiun. Aku mencoba berbagai macam kegiatan seperti bisnis on-line kecil-kecilan, ingin jadi instruktur untuk pelatihan senam,
ikut kegiatan sosial di berbagai tempat.
Namun, dari sekian kegiatan itu
yang dicoba itu, tak ada hasil maximal yang dicapai. Semuanya berakhir dengan
berhenti ditengah jalan.
Lalu, suatu hari perkenalan
dengan Mbak Mira Julia terjadi karena aku ingin membuat design blog yang
cantik. Ketika belajar di tempat Mbak
Mira Julia, aku diperkenalkan bahwa sebagai penulis sebaiknya ikut bergabung dengan komunitas KEB (Keluarga Emak Blogger).
Berangan-angan besar agar aku
dapat ilmu banyak dari komunitas ini ketika aku mendaftar jadi anggotanya. Ngga apa2 dong? Ternyata aku melihat perkembangan KEB luar biasa. Banyak jumlah anggotanya. Tetapi aku belum jelas kualitas dan pertumbuhan anggota-anggotanya.
Pengalaman awal adalah
mendapatkan banyak teman via on-line.
Teman yang punya kesamaan hobby dan passion. Tukar-menukar pengalaman dan tulisan , blog
walking, dan chat, sering terjadi. Aku lebih banyak mengamati tulisan-tulisan teman-temanku itu. Inspirasiku dan motivasiku terbangun saat
melihat banyak penulis berkualitas lahir di KEB.
Berbagai ilmu dengan Mbak Rina
Susanti dan Arin, bahkan sampai diajak untuk ikut cooking Modena Class. Perlu dicatat bahwa acara ini tidak ada kaitannya dengan KEB. Tetapi dengan berkenalan dengan emak-emak di KEB, aku mendapatkan pengalaman baru dan wawasan yang lebih luas, bersilaturahmi dengan sesama blogger.
Dokumen Pribad |
Hanya sayangnya, aku sering tidak dapat ikut kegiatan offline karena waktu dan penyakit yang kuderita tidak dapat pergi terlalu jauh. Hal ini membuat pengamatanku itu sering luput karena acara-acara yang diadakan oleh KEB itu tak sepenuhnya dapat diakses dalam FB ku. Aku sering ketinggalan seperti acara Srikandi KEB. Tidak tahu awal mula ada acara ini, tiba-tiba melihat pemenangnya. Proses awal hingga akhir pun aku tak mengetahuinya. Apakah acara ini memang hanya diperuntukkan bagi mereka yang sudah kaliber dan pengalaman jadi penulis? Aku sendiri belum paham. Barangkali ada yang membantunya.
Tiap-tiap penulis punya bidang
keahliannya masing-masing, ada yang ahli dalam bidang memasak, travelling,
review dan tehnik blog. Seandainya
mereka berbagi sesuai dengan keahliannya dan dibuatkan program dalam KEB,
alangkah menyenangkan sekali.
Boleh sedikit feedback yang
terakhir untuk KEB yang berulang tahun ke-3, tentunya tak ada Gading yang tak
retak, dengan segala hormat, apakah ada etika kepada para penulis di KEB,
untuk selalu menjunjung tinggi kebenaran apa yang ditulisnya dan dipublikasikan
di KEB dan konten dari tulisan sebaiknya bukan sebagai corong sponsor tapi memang bermotivasi untuk membagikan ilmu kepada
anggotanya.
Terakhir kali, last but not least, semoga dalam ulang tahun yang ke-3, KEB,
menjadi suatu organisasi penulis perempuan/emak-emak yang selalu menatap ke depan untuk maju,
mengutamakan kepentingan bersama, saling mendukung dan mengevaluasi capaiannya.
KADO YANG TERINDAH TAK TERLUPAKAN DALAM HIDUPKU
Tiap awal tahun tentunya aku punya resolusi agar memacu hidup ini lebih maju dan menapak dengan harapan dari target yang telah dibuat. Tahun 2014, aku membuat resolusi yang tak muluk. Kelihatannya sederhana sekali tapi buat diriku itu suatu tantangan yang tak mudah dicapai jika aku tak punya motivasi kuat dan disiplin dalam menjalankan resolusiku.
Menulis tiap hari sedikitnya dua artikel di blog dan menulis sedikitnya satu artikel untuk dikirim ke media dan terakhir membuat satu e-book. Tujuan utamanya adalah aku harus menjadi penulis yang produktif.
Bukan main itu suatu perjuangan bagiku. Bagimana tidak. Tiap hari memang tugas rutin kukerjakan, senam, memasak, mengurus rumah dibantu oleh pembantu yang hanya datang untuk 2 jam. Selesai itu, sebenarnya banyak waktu yang dapat dialokasikan untuk menulis.
Tetapi bukanlah mudah memotivasi diri, kadang-kadang, niat untuk menulis itu menghambat diriku karena ada teman yang ajak untuk menonton, menengok yang sakit atau bahkan ada acara arisan yang menurutku buang waktu karena tak ada manfaatnya.
Begitu melihat pada time planner, aku tercenung dan kaget, wah sudah habis waktu yang disediakan untuk menulis ternyata sia-sia saja terlewati. Aku terpaksa membuat kembali planner yang diperbaiki.
Target itu berhasil. Aku dapat menulis dua artikel dalam blogku setiap hari. Juga ikut berpartisipasi dalam kompetisi lomba. Tujuan ikut lomba tentunya aku ingin mengaktualisasikan diriku sebagai penulis memang punya kompetensi untuk menulis. Disamping itu tentu aku juga mengharapkan adanya hadiah yang lumayan untuk usahaku yang sangat keras itu.
Namun, ternyata seproduktif apa pun hasilnya masih nihil. Jika kulihat kembali file dari tulisanku sebulan aku bisa menulis 30 tulisan. Tak satu pun yang menghasilkan apa-apa. Apakah ini perjuangan yang sia-sia saja? TIps dan jurus bagaimana tulisan dapat tembus di media atau menang lomba kupelajari. Namun, sampai saat ini tak ada yang menang atau tembus. Ada apa yang salah dengan resolusiku.
Ditengah keputus-asaan itu aku iseng mengirimkan sebuah artikel berjudul “Hamil Di Usia Tak Ideal” dalam Lomba yang diadakan oleh Fotile Indonesia. Setelah itu aku tak banyak berharap tentang hasil dari tulisanku. Aku tetap menulis terus.
Suatu hari di facebook, aku mendapat kabar dari panitia tentang pengumuman pemenang, aku pun tak berminat untuk melihat. Maklum sudah sering kalah dan tidak masuk dalam nominasi jadi aku tak berharap banyak. Tetapi ternyata ada surel yang masuk . “Anda menjadi pemenang Juara ke III dari Lomba Fotile”.
Wow, luar biasa gembiranya. Ternyata ada juga tulisanku yang dapat tembus ke panitia lomba.
Tunggu punya tunggu, ternyata hadiah yang dijanjikan oleh panitia itu tak kunjung datang juga. Hampir 2 bulan, aku menunggu kapan hadiah itu datang.
Suatu hari , ketika aku sedang menulis, ada suara dari luar yang berteriak: “Paket!”. Kutanya kepada petugasnya: “Untuk siapa pak?” Petugas pengiriman paket itu bengong. Dia jawab: “Untuk Ibu Ina!”. “O, saya sendiri. Loh ini khan hampir hari Libur Natal, kok masih ada pengiriman”, kataku. “Ibu, JNE Yes, tak mengenal libur khan janjinya sudah satu hari, kecuali hari Minggu”, katanya.
Ketika membuka bungkusan hadiah itu. Rasanya kebahagiaan yang besar menghinggapiku. Usahaku yang kesekian ratus kalinya, dinyatakan berhasil. Kuingat “Success is the ability to go from one failure to another with no loss of enthusiasm (Churcill)”. Terima kasih atas kado yang terindah yang tak pernah kulupakan yang mengangkat semangatku untuk terus dan tetap bekerja, berkarya dan berhati teguh.
Tulisan ini diikut-sertakan dalam Lomba Blog : GIVEAWAY "KADO TERINDAH" Read More
Menulis tiap hari sedikitnya dua artikel di blog dan menulis sedikitnya satu artikel untuk dikirim ke media dan terakhir membuat satu e-book. Tujuan utamanya adalah aku harus menjadi penulis yang produktif.
Bukan main itu suatu perjuangan bagiku. Bagimana tidak. Tiap hari memang tugas rutin kukerjakan, senam, memasak, mengurus rumah dibantu oleh pembantu yang hanya datang untuk 2 jam. Selesai itu, sebenarnya banyak waktu yang dapat dialokasikan untuk menulis.
Tetapi bukanlah mudah memotivasi diri, kadang-kadang, niat untuk menulis itu menghambat diriku karena ada teman yang ajak untuk menonton, menengok yang sakit atau bahkan ada acara arisan yang menurutku buang waktu karena tak ada manfaatnya.
Begitu melihat pada time planner, aku tercenung dan kaget, wah sudah habis waktu yang disediakan untuk menulis ternyata sia-sia saja terlewati. Aku terpaksa membuat kembali planner yang diperbaiki.
Target itu berhasil. Aku dapat menulis dua artikel dalam blogku setiap hari. Juga ikut berpartisipasi dalam kompetisi lomba. Tujuan ikut lomba tentunya aku ingin mengaktualisasikan diriku sebagai penulis memang punya kompetensi untuk menulis. Disamping itu tentu aku juga mengharapkan adanya hadiah yang lumayan untuk usahaku yang sangat keras itu.
Namun, ternyata seproduktif apa pun hasilnya masih nihil. Jika kulihat kembali file dari tulisanku sebulan aku bisa menulis 30 tulisan. Tak satu pun yang menghasilkan apa-apa. Apakah ini perjuangan yang sia-sia saja? TIps dan jurus bagaimana tulisan dapat tembus di media atau menang lomba kupelajari. Namun, sampai saat ini tak ada yang menang atau tembus. Ada apa yang salah dengan resolusiku.
Ditengah keputus-asaan itu aku iseng mengirimkan sebuah artikel berjudul “Hamil Di Usia Tak Ideal” dalam Lomba yang diadakan oleh Fotile Indonesia. Setelah itu aku tak banyak berharap tentang hasil dari tulisanku. Aku tetap menulis terus.
Suatu hari di facebook, aku mendapat kabar dari panitia tentang pengumuman pemenang, aku pun tak berminat untuk melihat. Maklum sudah sering kalah dan tidak masuk dalam nominasi jadi aku tak berharap banyak. Tetapi ternyata ada surel yang masuk . “Anda menjadi pemenang Juara ke III dari Lomba Fotile”.
Wow, luar biasa gembiranya. Ternyata ada juga tulisanku yang dapat tembus ke panitia lomba.
Tunggu punya tunggu, ternyata hadiah yang dijanjikan oleh panitia itu tak kunjung datang juga. Hampir 2 bulan, aku menunggu kapan hadiah itu datang.
Suatu hari , ketika aku sedang menulis, ada suara dari luar yang berteriak: “Paket!”. Kutanya kepada petugasnya: “Untuk siapa pak?” Petugas pengiriman paket itu bengong. Dia jawab: “Untuk Ibu Ina!”. “O, saya sendiri. Loh ini khan hampir hari Libur Natal, kok masih ada pengiriman”, kataku. “Ibu, JNE Yes, tak mengenal libur khan janjinya sudah satu hari, kecuali hari Minggu”, katanya.
Dokumen Pribadi |
Ketika membuka bungkusan hadiah itu. Rasanya kebahagiaan yang besar menghinggapiku. Usahaku yang kesekian ratus kalinya, dinyatakan berhasil. Kuingat “Success is the ability to go from one failure to another with no loss of enthusiasm (Churcill)”. Terima kasih atas kado yang terindah yang tak pernah kulupakan yang mengangkat semangatku untuk terus dan tetap bekerja, berkarya dan berhati teguh.
Tulisan ini diikut-sertakan dalam Lomba Blog : GIVEAWAY "KADO TERINDAH" Read More
KADO NATAL YANG MENYENANGKAN
Setiap bulan Desember tiba, saatnya memikirkan kado-kado yang perlu dikirimkan untuk keponakan-keponakan baik yang di Jakarta,Bekasi maupun yang di luar kota.
Rasanya ngga afdol jika acara tukar-menukar kado atau istilah kerennya disebut Cross Cadeu ini dilupakan atau dilewati. Tradisinya yang tua memberikan kepada anak-anak, keponakan-keponakan. Buat yang dewasa/tua, diadakan cross cadeu. Buat yang anak-anak di bawah usia 10 tahun, biasanya kita sebuat hadiah Sinterklas.
Serunya adalah memikirkan ide tentang apa yang pas buat masing-masing keponakan. Membayangkan si Brian, anak yang senang main game, ngendon di rumah , banyak baca. Nach kira-kira kado apa yang tepat buat Brian yang memang orangnya pendiam, senang serba futuristik. Duh kalo beli yang bertechnology tinggi, repot, biaya budgetnya ngga sampai. Sederhana aja dech, pokoknya dia ngga akan ngomel jika dia terima hadiah itu. Dibelikanlah buku cerita berjudul “High School Muscal 2”.
Nach, keponakan satu lagi yang kebetulan di luar kota, si Dita. Anak ini baru berusia 3 tahun. Celotehnya banyak sekali, serba ingin tahu. Jika ditanya apa cita-citanya apabila nanti sudah besar. Jawabannya mengagetkan sekali buat tante yang tak membayangkan, “Jadi pelukis”. Wow, kok jauh banget dengan penampilannya yang selama ini saya lihat. Kupikir dia suka jadi “peragawati”, melihat dia suka difoto dan lenggak-lenggoknya sungguh sangat luwes sekali, tanpa arahan dari siapa pun.
Terpaksa untuk si Dita, saya sebagai tantenya, harus berpikir keras, kado apa yang tepat untuk dirinya yang pengin jadi pelukis. Sempat bertanya dan sedikit interogasi dengan mamahnya. “Apakah Dita udah punya alat-alat gambar?”. “Belumlah!”, kata mamahnya.
Lanjutan interogasi adalah, “Pensil warna atau spidol yang sering dia pakai buat gambar?”. Terpaksa ibunya ikut melihat dan mengamati apa yang dia pakai untuk coret mencoret gambar di rumahnya. “O, katanya dia itu senang gambar dengan krayon!”
Sambil hunting di toko buku, untuk mendapatkan krayon yang lumayan lengkap. Ternyata sekarang ini banyak sekali pilihan dari yang berisi 12 , 36 maupun 72. Ada yang import, lokal . Semuanya tinggal pilihan kita sesuai dengan kantong atau budget. Milih sih gampang, tapi mesti inget, dech nih anak benar senang dan kepakai ngga krayon yang memang bagus dan lengkap.
Setelah dapat dua hadiah untuk dua keponakan. Aku bungkus keduanya. Rasanya plong dach tugas untuk kado natal buat keponakan itu. Tapi kepikir lagi bagaimana cara pengiriman kado natal untuk si Dita. Untuk Brian, ngga ada masalah karena nanti ada acara keluarga bersama dengan ibu dan anaknya di malam natal. Tapi buat Dita, aku bingung, gimana nich. Ups, kenapa bingung.. pengiriman JNE Yes (Yakin Esok Sampai) langganan di dekat rumah sudah ada.
Kring...kring telpon HP ku berdering. Di layar ngga tercetak nama yang kukenal. Hampir dua menit aku ragu-ragu. Perlu dijawab ngga yach. Kudiamkan sebentar. Lalu kujawab. Terdengar suara anak perempuan yang sangat merdu dan ceria. “Tante Ina, Dita sudah terima kado Natalnya, terima kasih banyak”.
Luapan kegembiran dan keceriaan itu nampak dari nada suaranya. “Loh, emang sudah sampai kadonya? “ tanyaku. “Iya, dong, itu hadiah bukan dari sinterklas, aku tahu itu dari tante!” katanya. “He..he...iya yang kasih tante, tapi yang kirim itu JNE, jadi selain ngomong terima kasih kepada tante, juga terima kasih yach sama JNE!”.
Kado kiriman itu memang tepat waktu dan tepat sasaran, jadilah kado yang menyenangkan dan membahagiakan penerimanya. Berbagi untuk kado di hari Natal adalah kebahagiaan bagi penerimanya, dan rasa syukur atas kado itu dapat digunakan atau dimanfaatkan sesuai dengan keinginan keponakan. Last but not least, Ucapan terima kasih buat JNE yang telah mengirimkan kado buat Dita dengan tepat waktu. Tidak mengecewakan...dech. JNE jadi kebahagiaan Dita.
Read More
Rasanya ngga afdol jika acara tukar-menukar kado atau istilah kerennya disebut Cross Cadeu ini dilupakan atau dilewati. Tradisinya yang tua memberikan kepada anak-anak, keponakan-keponakan. Buat yang dewasa/tua, diadakan cross cadeu. Buat yang anak-anak di bawah usia 10 tahun, biasanya kita sebuat hadiah Sinterklas.
Serunya adalah memikirkan ide tentang apa yang pas buat masing-masing keponakan. Membayangkan si Brian, anak yang senang main game, ngendon di rumah , banyak baca. Nach kira-kira kado apa yang tepat buat Brian yang memang orangnya pendiam, senang serba futuristik. Duh kalo beli yang bertechnology tinggi, repot, biaya budgetnya ngga sampai. Sederhana aja dech, pokoknya dia ngga akan ngomel jika dia terima hadiah itu. Dibelikanlah buku cerita berjudul “High School Muscal 2”.
Hadiah bagi Brian: dokumen pribadi |
Nach, keponakan satu lagi yang kebetulan di luar kota, si Dita. Anak ini baru berusia 3 tahun. Celotehnya banyak sekali, serba ingin tahu. Jika ditanya apa cita-citanya apabila nanti sudah besar. Jawabannya mengagetkan sekali buat tante yang tak membayangkan, “Jadi pelukis”. Wow, kok jauh banget dengan penampilannya yang selama ini saya lihat. Kupikir dia suka jadi “peragawati”, melihat dia suka difoto dan lenggak-lenggoknya sungguh sangat luwes sekali, tanpa arahan dari siapa pun.
Terpaksa untuk si Dita, saya sebagai tantenya, harus berpikir keras, kado apa yang tepat untuk dirinya yang pengin jadi pelukis. Sempat bertanya dan sedikit interogasi dengan mamahnya. “Apakah Dita udah punya alat-alat gambar?”. “Belumlah!”, kata mamahnya.
Lanjutan interogasi adalah, “Pensil warna atau spidol yang sering dia pakai buat gambar?”. Terpaksa ibunya ikut melihat dan mengamati apa yang dia pakai untuk coret mencoret gambar di rumahnya. “O, katanya dia itu senang gambar dengan krayon!”
Sambil hunting di toko buku, untuk mendapatkan krayon yang lumayan lengkap. Ternyata sekarang ini banyak sekali pilihan dari yang berisi 12 , 36 maupun 72. Ada yang import, lokal . Semuanya tinggal pilihan kita sesuai dengan kantong atau budget. Milih sih gampang, tapi mesti inget, dech nih anak benar senang dan kepakai ngga krayon yang memang bagus dan lengkap.
Hadiah buat Dita: Dokumen Pribadi |
Setelah dapat dua hadiah untuk dua keponakan. Aku bungkus keduanya. Rasanya plong dach tugas untuk kado natal buat keponakan itu. Tapi kepikir lagi bagaimana cara pengiriman kado natal untuk si Dita. Untuk Brian, ngga ada masalah karena nanti ada acara keluarga bersama dengan ibu dan anaknya di malam natal. Tapi buat Dita, aku bingung, gimana nich. Ups, kenapa bingung.. pengiriman JNE Yes (Yakin Esok Sampai) langganan di dekat rumah sudah ada.
Kring...kring telpon HP ku berdering. Di layar ngga tercetak nama yang kukenal. Hampir dua menit aku ragu-ragu. Perlu dijawab ngga yach. Kudiamkan sebentar. Lalu kujawab. Terdengar suara anak perempuan yang sangat merdu dan ceria. “Tante Ina, Dita sudah terima kado Natalnya, terima kasih banyak”.
Luapan kegembiran dan keceriaan itu nampak dari nada suaranya. “Loh, emang sudah sampai kadonya? “ tanyaku. “Iya, dong, itu hadiah bukan dari sinterklas, aku tahu itu dari tante!” katanya. “He..he...iya yang kasih tante, tapi yang kirim itu JNE, jadi selain ngomong terima kasih kepada tante, juga terima kasih yach sama JNE!”.
Kado kiriman itu memang tepat waktu dan tepat sasaran, jadilah kado yang menyenangkan dan membahagiakan penerimanya. Berbagi untuk kado di hari Natal adalah kebahagiaan bagi penerimanya, dan rasa syukur atas kado itu dapat digunakan atau dimanfaatkan sesuai dengan keinginan keponakan. Last but not least, Ucapan terima kasih buat JNE yang telah mengirimkan kado buat Dita dengan tepat waktu. Tidak mengecewakan...dech. JNE jadi kebahagiaan Dita.
Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog : "Kado Terindah"
“KOMPUTER ,KADO YANG KUIMPIKAN”
DokumenPribadi |
Nach, tinggal ada dua laptop di rumah yang memang dipakai untuk bekerja oleh suami. Pilihan suami tentunya laptop yang lebih canggih, mutakhir, spesifikasinya yang paling tidak cukup mendukung untuk pekerjaannya. Diambillah oleh suami laptop VAIO VGC-LN 15G, sisanya Toshiba Satellite A100.
Akhirnya, Toshiba Satellite A100 itu berpindah tangan pemiliknya dari suami menjadi milikku. Senang dan bahagia saat aku mendapatkan komputer Toshiba Satellite A100 karena aku dapat menggunakannya untuk akses media sosial, berinteraksi, bekerja sebagai penulis blog.
Hampir empat tahun aku menggunakan komputer ini. Teknologi komputer terus berkembang dari hari ke hari. Aku sering melamun dan mengimpikan seandainya, aku dapat mendapat kado entah itu dari siapa pun, komputer laptop yang lebih canggih dari apa yang kumiliki, alangkah bahagianya.
Begitu besar keinginan untuk kado
sebuah komputer yang lebih canggih itu sangat kuat, aku sering berselancar di
beberapa web elektronik, penjual komputer.
Kupandangi , kulihat spesifikasinya, kutanya kepada suami apakah ini
lebih canggih dari komputer lamaku? “Ya”,
jawabannya. Lalu kutelusuri bagaimana pengiriman dari komputer itu. O, mudah kok, mereka bisa mengirimnya dengan JNE, jika
setelah membeli komputer baru, kita perlu install semua applikasi dalam komputer .
Sayang, kado utama , Apple Mcbook
Pro itu ternyata justru harus diberikan
suami kepada anak yang harus melanjutkan studinya. Dan aku, tentunya harus
bersabar untuk menantikan kado yang
kumau dan kuinginkan. Keinginan tak
selalu harus dipenuhi, kebutuhan yang menjadi prioritas yang diutamakan.
Tulisan ini diiku-sertakan dalam Giveaway "Kado Yang Aku Mau"
Tulisan ini diiku-sertakan dalam Giveaway "Kado Yang Aku Mau"
Langganan:
Postingan (Atom)