"Stigma" yang berkaitan dengan masalah kesehatan/penyakit sebagai proses sosial atau pengalaman pribadi yang ditandai dengan pengucilan, penolakan, celaan, atau evaluasi karena adanya anggapan sosial yang merugikan tentang individu tersebut maupun kelompoknya berkaitan dengan masalah kesehatan tertentu.
Stigma yang berhubungan dengan penyakit berdampak negatif terhadap pencegahan, prosedur pelayanan, dan kebijakan yang berkaitan dengan kesehatan pada penyakit tersebut .
Stigma kerap kali melekat pada masalah-masalah kesehatan, termasuk tuberkulosis. Alasan mengapa bisa muncul stigma pada TB diantaranya, penularannya, pengetahuan yang kurang tepat akan penyakit Tuberkulosis
Seringkali dijumpai hubungan antara orangtua dan anak penderita TB. Orangtua menyembunyikan sakit TB anaknya karena jika diketahui oleh masyarakat maka anaknya akan dikucilkan dan tidak mempunyai teman.
Akibatnya anak itu dibiarkan saja dalam sakitnya. Tidak diobati dengan benar dan tepat.
Penekanannya adalah pengetahuan yang tepat tentang penyakit Tuberkulosis.
Stigma dan diskriminasi: BARRIER UTAMA DALAM PENGENDALIAN TB
Stigma yang negatif biasanya diikuti oleh diskriminasi perlakuan negatif. Contohnya adalah pembatasan untuk akses fasilitas kesehatan, pekerjaan, pendidikan, dikucilkan. Hal ini akan menghambat pengendalian pengobatan TB . Sedangkan TB terutama dari HIV adalah merupakan SILENT KILLER yang akhirnya hanya menjadikan keniscayaan dalam upaya untuk pengendalian TB.
BAGAIMANA PROSES STIGMA DAN DISKRIMINASI:
- Pengetahuan: Ketidak tahuan disebabkan oleh Tidak Tahu atau memperoleh informasi yang salah.
- Sikap : Informasi yang salah itu menimbulkan sikap negatif atau yang disebut stigma negatif dengan memberi label yang tidak baik kepada penderita TB seperti tidak dapat disembuhkan, penyakit kutukan dan lain-lain.
- Perilaku: Akibat dari sikap yang negatif itu maka timbullah diskriminatif dalam hal pembatasan akses untuk kesehatan, pekerjaan, pendidikan.
CARA UNTUK MENGHILANGKAN STIGMA DAN DISKRIMINASI:
- Stigma dirubah menjadi Dukungan. Dukungan orangtua terhadap anak dan sebaliknya adalah sangat penting untuk reduksi stigma dan dampaknya.
- Meningkatkan Pengetahuan tentang tuberkulosis mereduksi Stigma dan memberikan dukungan orang yang distigma.
- Dukungan pihak ke 3: seperti TB Clubs: memberikan pengaruh terhadap pereduksian stigma dan motivasi dan meningkatkan untuk berobat antar sesama.
- Pelayanan Kesehatan: memberikan dukungan dan motivasi yang mampu koping positif terhadap stigma masyarakat.
- Petugas kesehatan: jadi role model dan bersikap tidak diskriminatif terhadap anak, penderita TB dan orangtua
- Institusi Pendidikan: menggali informasi cara untuk mereduksi stigma masyarakat dan dampak TB .
- Penelitian: Faktor sosio demografik mempelajari grafik yang mempengaruhi stigma serta hubungan masing faktor dengan stigma.
- Blogger memberikan informasi tepat dan semua aspek tentang TB:
- Serial #2: Obat TB Gratis : Berpartisipasi
- Serial #3: TB Bisa Disembuhkan: Berpartisipasi
- Serial #4: TB Resistant Obat : Berpartisipasi
- Serial #5: TB & HIV : Berpartisipasi
- Serial #6: Beban Ekonomi & Kematian akibat TB: Berpartisipasi
- Serial #7: Peran Masyarakat dalam Pengendalian TB: Berpartisipasi
- Serial #8: Stigma & Diskriminasi terhadap Pasien TB: Berpartisipasi
Tulisan ini diposting dalam rangka Blog Competition Temukan dan Sembuhkan TB:
Sumber referensi:
- www.tbindonesia.or.id
- www.stoptbindonesia.org
- www.depkes.go.id
- www.pppl.kemkes.go.id
- www.cdc.gov
- www.who.org
- www.kncvtbc.org
- www.fhi.org
- www.stoptbindonesia.org
- www.depkes.go.id
- www.pppl.kemkes.go.id
- www.cdc.gov
- www.who.org
- www.kncvtbc.org
- www.fhi.org
Permisi, Mba.
BalasHapusPengumuman GA Jangan Kudet, Dong! sudah publish. Silakan cek pengumumannya pada link di bawah ini.
http://idahceris.com/informasi/pengumuman-honestly-giveaway-nokia-lumia-1520/
Terima Kasih. :)
Mbak Idah Ceris, terima kasih atas pemberitahuannya. Saya bahagia menjadi pemenang ke II. Saya sudah balas via email.
BalasHapusMantabs mba tulisannya,semoga makin banyak orang yg peduli akan TB,karena TB untuk dikenal dan di obati,bukan untuk DIDISKRIMINASI dan BERSTIGMA NEGATIF terhadap penderitanya.salam dari saya pasien yang tengah melakukan pengobatan TB MDR.
BalasHapus