Peran Masyarakat dalam Pengendalian TB

TB  adalah masalah bagi semua masyarakat:

Pada tahun 1949, ditemukan vaksin TB . Hal ini  dianggap sebagai berita baik bagi rakyat Indonesia bahwa TB dapat diberantas. Namun, kenyataannya, TB  tidak pernah lenyap di Asia Tenggara ,utamanya Indonesia.  Di Indonesia, incidens TB mencapai 107 per 100.000 penduduk pada tahun 2006. Angka ini menjadikan Indonesia menempati ranking 3 dalam jumlah kasus TB di dunia. Jika TB bisa disembuhkan, mengapa TB masih menjadi masalah kesehatan yang besar di Indonesia? Yang mengerikan lagi pasien HIV dan MDR yang berindikasi TB seringkali menambah kematian karena belum banyak yang ditemukan.  Apabila hal ini tak dicegah maka angka inciden TB dari tahun ke tahun akan terus bertambah.

 Bagaimana caranya untuk mengendalikan TB dengan efektif?

Apabila  penyakit ini hanya ditanggulangi oleh pemerintah saja maka TB sulit sekali diberantas sampai ke akar-akarnya.   Pemerintah terbatas dalam usahanya untuk berpartisipasi dengan Global Partnership dan LSM.  Tapi awal timbulnya TB hingga ke stadium yang lebih lanjut dapat diketahui oleh masyarakat sekitar tempat dimana penderita tinggal.     Oleh karena itu  peran masyarkat untuk ikut serta dalam penanggulangan TB menjadi bagian integral dari masalah ini.

Siapa saja yang berperan dalam Pengendalian TB:





Peran  Pemerintah (Departemen  Kesehatan)

Menurut program rencana 2006-2010:
1.    Memperluas DOTS yang berkualitas, fasilitas kesehatan yang memadai untuk tercapainya keberhasilan program STOP TB.
2.    Menghadapi para pasien TB/HIV, MDR-TB
3.    Melibatkan seluruh penyedia layanan, sektor publik,privat/bisnis, masyarakat,
4.    Memperkuat kebijakan  dengan memaksimalkan seluruh potensi daerah untuk ikut berperan serta.


Peran Masyarakat:
1.    Partisipasi dalam suatu projek penanggulangan TB (proyek kecil) dimana peran masyarakat untuk :

  • Kesadaran preventive untuk penyakit TB dan aktif dalam peran untuk preventiveTB
  • Membangun kemampun untuk mengetahui bagaimana  menjalan peran itu dalam proyek diatas serta    bertanggung jawab atas peran itu.

2.    Bagi masyarakat,  penerima donor, harus menjalin komunkasi yang kuat dengan pemberi donor:
  •   Ikut berperan dalam pemberian fasilitas untuk pengobatan dan pencegahan TB

3.    Menyatukan semua organisasi yang terlibat dalam penanggulangan. Sehingga semua rencana kerja-sama itu dapat direalisir sesuai dengan kemampuan terbaik dari masing-masing organisasi yang terlibat serta memobilisasi masyarakat untuk terlibat dalam proyek besar ini serta  mensukseskan rencana besar ini menjadi berhasil.

4.    Masyarakat ikut berperan dalam pengawasan obat yang dikonsumsi penderita, pelacakan kasus, penemuan suspek, ketersedian info TB akan meningkatkan kebutuhan masyarakat.

5.    Masyakat dapat mendekatkan pelayanan DOTS kepada penderita, pemberian advokasi kebutuhan penderita terhadap DOTS, mobilisasi sumber daya untuk pengendalian TB.

6.    Masyarakat yang mempunyai sumber  seperti jejaring sosial, dapat menggunakan jaringan sosial menggerakan mereka untuk program STOP TB  agar gerakan ini makin menjangkau seluruh Indonesia untuk sosialisasi STOP TB.



Tulisan ini diikutsertakan dalam Blog Competition Temukan dan Sembuhkan Pasien TB:




Sumber referensi:




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Share
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...