Menulis tiap hari sedikitnya dua artikel di blog dan menulis sedikitnya satu artikel untuk dikirim ke media dan terakhir membuat satu e-book. Tujuan utamanya adalah aku harus menjadi penulis yang produktif.
Bukan main itu suatu perjuangan bagiku. Bagimana tidak. Tiap hari memang tugas rutin kukerjakan, senam, memasak, mengurus rumah dibantu oleh pembantu yang hanya datang untuk 2 jam. Selesai itu, sebenarnya banyak waktu yang dapat dialokasikan untuk menulis.
Tetapi bukanlah mudah memotivasi diri, kadang-kadang, niat untuk menulis itu menghambat diriku karena ada teman yang ajak untuk menonton, menengok yang sakit atau bahkan ada acara arisan yang menurutku buang waktu karena tak ada manfaatnya.
Begitu melihat pada time planner, aku tercenung dan kaget, wah sudah habis waktu yang disediakan untuk menulis ternyata sia-sia saja terlewati. Aku terpaksa membuat kembali planner yang diperbaiki.
Target itu berhasil. Aku dapat menulis dua artikel dalam blogku setiap hari. Juga ikut berpartisipasi dalam kompetisi lomba. Tujuan ikut lomba tentunya aku ingin mengaktualisasikan diriku sebagai penulis memang punya kompetensi untuk menulis. Disamping itu tentu aku juga mengharapkan adanya hadiah yang lumayan untuk usahaku yang sangat keras itu.
Namun, ternyata seproduktif apa pun hasilnya masih nihil. Jika kulihat kembali file dari tulisanku sebulan aku bisa menulis 30 tulisan. Tak satu pun yang menghasilkan apa-apa. Apakah ini perjuangan yang sia-sia saja? TIps dan jurus bagaimana tulisan dapat tembus di media atau menang lomba kupelajari. Namun, sampai saat ini tak ada yang menang atau tembus. Ada apa yang salah dengan resolusiku.
Ditengah keputus-asaan itu aku iseng mengirimkan sebuah artikel berjudul “Hamil Di Usia Tak Ideal” dalam Lomba yang diadakan oleh Fotile Indonesia. Setelah itu aku tak banyak berharap tentang hasil dari tulisanku. Aku tetap menulis terus.
Suatu hari di facebook, aku mendapat kabar dari panitia tentang pengumuman pemenang, aku pun tak berminat untuk melihat. Maklum sudah sering kalah dan tidak masuk dalam nominasi jadi aku tak berharap banyak. Tetapi ternyata ada surel yang masuk . “Anda menjadi pemenang Juara ke III dari Lomba Fotile”.
Wow, luar biasa gembiranya. Ternyata ada juga tulisanku yang dapat tembus ke panitia lomba.
Tunggu punya tunggu, ternyata hadiah yang dijanjikan oleh panitia itu tak kunjung datang juga. Hampir 2 bulan, aku menunggu kapan hadiah itu datang.
Suatu hari , ketika aku sedang menulis, ada suara dari luar yang berteriak: “Paket!”. Kutanya kepada petugasnya: “Untuk siapa pak?” Petugas pengiriman paket itu bengong. Dia jawab: “Untuk Ibu Ina!”. “O, saya sendiri. Loh ini khan hampir hari Libur Natal, kok masih ada pengiriman”, kataku. “Ibu, JNE Yes, tak mengenal libur khan janjinya sudah satu hari, kecuali hari Minggu”, katanya.
Dokumen Pribadi |
Ketika membuka bungkusan hadiah itu. Rasanya kebahagiaan yang besar menghinggapiku. Usahaku yang kesekian ratus kalinya, dinyatakan berhasil. Kuingat “Success is the ability to go from one failure to another with no loss of enthusiasm (Churcill)”. Terima kasih atas kado yang terindah yang tak pernah kulupakan yang mengangkat semangatku untuk terus dan tetap bekerja, berkarya dan berhati teguh.
Tulisan ini diikut-sertakan dalam Lomba Blog : GIVEAWAY "KADO TERINDAH"
Seneng bgt ya mak kalo usaha kita diaoresiasi. Kado terindahnya bikin mupeng iiih
BalasHapussaya juga ikutan lomba fotile itu mba, tapi gak menang hehe
BalasHapusSelamat ya... bahagia tentunya :)
@Windi Teguh: Terima kasih sudah berkunjung.
BalasHapus@Santi Dewi: Semoga menang di lomba berikutnya Mbak.
Hai Mak...
BalasHapusMakasih banget yaa sudah ikutan Giveaway Kado Terindah. Semoga menang! :D
Salam,
Pungky
Terima kasih Mak Pungky Prayitno. Semoga menang!
BalasHapus