MELBOURNE, AWAL PEMBELAJARAN MULTIKULTUR

Dulu aku sering berpikir kalau jalan-jalan ke luar negeri, pastinya senang.  Cuci mata, pikiran menjadi fresh. 

 Namun,  perjalanan pertama  kali saya ini  adalah kebalikannya.  Bukan suatu kesenangan, tapi tugas untuk mengantarkan anak untuk melanjutkan studinya.  Wow, serasa banyak hal yang perlu dipikirkan!  Paling tidak mengenal kota Melbourne itu seperti apa.  Untuk mengenalnya aku harus membaca di Wikipedia, belajar di buku panduan, serta melihat-lihat foto-fotonya.

Agak sedikit was-was,khawatir karena kami tak punya guide khusus kecuali buku-buku panduan saja.

Menginjak kaki di kota Melbourne, 2012, ke luar dari airport, saya merasakan aroma disiplin dan keteraturan . Teringat falsafah :  airport  adalah jendela cakrawala dari warga penghuninya.

Ternyata benar, seperti orang desa yang masuk kota, saya menemukan berbagai multi-etnis,  di kota Melbourne, dari Arab, India, Eropa, Hongkong, Korea, Singapura.  Rasanya seperti melting pot, semua bangsa ada di kota ini. Mereka dapat hidup harmonis, saling menghormati, saling menjaga keutuhan .  Rasanya hampir tak percaya, bagaimana rasa hormat itu dapat dipelihara dalam budaya yang menghargai .

Mengenal lebih dalam kota Melbourne, bangunan tua yang bersifat monumental dan artistik, tetap terjaga dan terpelihara dengan baik.  Seni dan budaya sangat dihargai di sini. Berbagai festival seni dan budaya baik itu budaya kuno, kontemporer, seni jalan, semuanya dipertontonkan kepada publik untuk dinikmati dan dihargai.


Dokumen Pribadi

Kekaguman kepada karakter kuat dan disiplin dari warga, membuat diriku seperti bercermin diri.
Dokumen Pribadi

Proses mengenal pembelajaran ini terus kami gali karena anak kami terus berproses dalam penyelesaian studinya.  Untuk kedua kalinya, kami kembali ke Melbourne. Begitu mendarat, dompet suami terjatuh  di pesawat yang baru kami tumpangi. Dompet itu berisi kartu-kartu yang sangat penting bagi suami. Serasa kehilangan nyawa jika tak ditemukan. Segera melaporkan ke counter lost and baggage. Counter ini bukan milik maskapai yang kami tumpangi, counter kerja sama dengan pihak pemerintah Australia.  Seperti yang dijanjikan dalam waktu 30 menit, kami akan mendapat kabar status dari kehilangan dompet.  Tepat waktu yang dijanjikan, kami mendapat kabar yang sangat baik, dompet telah ditemukan.

Dokumen Pribadi


Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi


Saat saya dan suami berada di airport untuk pulang.Seorang perempuan dari dinas pariwisata Australia mengadakan suatu surveySurvey tentang kepuasan kami sebagai pelancong dari segi budaya, tempat tinggal, uang, transportasi, cuaca, tempat makan. Sangat komprehensif tetapi sangat mudah karena dilakukan dengan suatu tanya jawab yang memudahkan . Pelayanan dan kepuasan,kekurangan menjadi andalan pariwisata negri kangguru ini.  Pemerintahnya begitu perhatian terhadap usaha pariwisatanya.

Hadiah/Penghargaan:Survey Pariwisata Australia

Titik balik dari rasa takut ,was-was untuk mengenal kota Melbourne.  Berbalik arah untuk lebih mengenal lebih dalam budaya,sikap, karakter dari rakyat, warganya.  Melihat dengan kacamata lain dan dimensi luas bahwa menjunjung harkat manusia bukan hanya slogan tetapi dijalankan dengan peraturan yang ketat tetapi untuk mengangkat harkat dan menjunjung budaya bangsa itu sendiri.  Suku -suku tradisional seperti aborigin mulai dihargai dan mendapat tempat di berbagai posisi pemerintahan.

Semoga aku dapat membagikan makna dari pelajaran karakter ini  bagi teman-teman dekatku dan akhirnya mengubah karakter bangsaku.

Posting ini diikutsertakan dalam  "Blog Competition Nubie Traveller"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Share
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...